Materi Kuliah Kemuhammadiyahan
Mahasiswa Penempuh Mata Kuliah ini Wajib memberi komentar sebagai pengganti presensi
Materi 1
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a. 'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
Materi 2
Pendidikan Islam Untuk Memahami Tugas Pokok Iblis
Oleh Dr. Tjipto Subadi
Pendidikan adalah usaha sadar dalam suatu proses untuk menuju kedewasaan, kedewasaan yang dimaksud adalah kemampuan untuk membedakan antara hak dan kewajiban, benar dan salah. Dalam pandangan lain Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Kegagalan pendidikan dikarenakan adanya pengaruh yang tidak baik, dan pengaruh yang tidak baik ini bersumbr dari pengaruh iblis. Islam mengajarkan agar setiap manusia mengenal sifat-sifat iblis dan tugasnya. Ada tiga tugas iblis ditinjau dari pandangan Islam, yaitu:
1. Iblis Menggoda Manusia agar Syirik
Sebab, Allah melarang mns berbuat syirik.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedhaliman yang besar". Q.S (31) Luqman: 13
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’aam: 88)
ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
Bentuk-bentuk kesyirikan yang biasa dilakukan ditengah-tengah umat manusia antara lain
a) Berdo’a meminta suatu maslahat(kebaikan) atau dijauhkan dari mudharat (bahaya) kepada kuburan para nabi-nabi, kuburan para orang-orang shalih, atau kuburan orang-orang yang dianggap berwibawa dan sakti dan lainnya, atau kemudian bernadzar dan menyembelih hewan untuk mereka(orang yang sudah mati).
b) Mempercayai dan mendatangi dukun, paranormal, tukang sihir, orang pintar, tukang ramal dan yang sepertinya dan meminta perlindungan dan bantuan kepada jin-jin.
c) Mempercayai jimat, tongkat, tangkal, susuk kekuatan, pusaka, barang sakti, ramalan bintang, dan lainnya.
d) Mempercayai dan menggunakan jampi-jampi, pelet, guna-guna dan lain-lain.
Rasulullah mengajarkan kepada kita tentang haramnya jimat, ramalan, sihir dan perdukunan (kahin) dan berbagai macam kesesatan tersebut dan agar kita umat Islam menjauhinya, meninggalkannya dan menyadarkan orang-orang yang masih saja mempercayai dan melakukannya untuk segera bertaubat. Beberapa sabda Rasulullah yang artinya:
Bukan dari golongan kami orang-orang yang bertathayyur (meramal kesialan) atau minta dilakukan tathayyur terhadapnya, atau orang yang melakukan praktek perdukunan atau mendatangi dukun (menanyakan hal yang akan datang), atau melakukan sihir atau mantra disihirkan.
Barang siapa mendatangi dukun lalu ia mempercayai apa yang dikatakannya, berarti dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW” (HR At-Thabrani)
Ibnu Mas’ud. ra mengatakan, Barang siapa mendatangi peramal atau tukang sihir atau dukun, lalu dia bertanya dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW”. (HR Al-Bazzar)
Siapa yang mendatangi peramal/dukun(kahin), lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, niscaya shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari (HR Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan tiwalah itu syirik.”(HR Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menggantungkan suatu jimat maka Allah tidak menyempurnakan banginya dan barangsiapa menggantungkan siput maka Allah tidak menjaganya”.(Hr Ahmad)
Jauhilah oleh kalian tujuh dosa besar yang membinasakan. Para Sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah ketujuh dosa besar itu? Beliau menjawab: Syirik kepada Allah, sihir, dan membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat terjadi peperangan dan menuduh berzina wanita-wanita mukminah yang telah bersuami dan menjaga diri, yang tengah lengah.(Hr Bukhari dan Muslim)
Barang siapa mempelajari sebagian dari ilmu nujum, berarti dia telah mempelajari sebagian dari ilmu sihir; semakin bertambah (ilmu yang dia pelajari), semakin bertambah pula dosanya. ( HR Abu Dawud dan ibnu Majah ).
Bentuk-bentuk kesesatan yang dijelaskan oleh Rasulullah tersebut diatas, kadang-kadang ditengah-tengah masyarakat awam masih saja dianggab sebagai kebanggaan dan sebagai kekuatan linuwih atau kemampuan indra keenam dan indra ketujuh yang diagung-agungkan. Karena untuk mendapatkannya kadang-kadang dilakukan dengan menjalankan laku-laku tertentu semisal puasa terus menerus, kungkum di pertemuan sungai-sungai, mandi bunga setaman, berkhalwat di tempat yang diyakini sakral, angker dan wingit (berenergi tinggi) dst.
Bila Allah SWT lewat Rasulullah SAW melarang sesuatu perbuatan, maka pasti didalamnya terkandung bahaya-bahaya yang mencelakakan jiwa atau raga manusia termasuk keimanannya.
2.Iblis Menggoda Manusia agar bid’ah
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين
"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
(Q.S. Al-Qashash 28:50)
Jika seseorang menggunakan hawa nafsunya dalam masalah agama maka sungguh dia adalah orang yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapatkan petunjuk dari Allah.
فَاِنَّ كُلَّ مُحْدَ ثَةٍ بِدْ عَة وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاََ لََة وَكُلَّ ضَلاَ لَةٍ فِي النَّارِ
Setiap ibadah yang di buat-buat adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan adalah neraka tempatnya.
3. Iblis Menggoda Manusia agar ber buat Ma’siat
Allah berfirman dalam S. Khujrat 12
يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْآ اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَعْضُكَمْ بَعْضًا اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوا الله َ اِنَّ الله َ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Hai orang-orang yang beriman jauhilah segala macam prasangka, sesungguhnya berprasangka dalam beberapa hal itu berdosa; dan janganlah kamu mencari-cari keburukan orang; dan jangan pula sebagian kamu mengumpat kepada sebagian yang lain. Apakah ada seorang diantara kamu suka makan daging saudaranya yang telah mati? Maka (tentu) kamu jijik memakannya. Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang”. Q.S. (49) Al Hujurat :12
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Q.S. (6) Al An’am 151
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Q.S (17) Al Isra’ 32
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ
أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? Q.S (4) An Nisa’ 144
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. QS (4) An Nisa’ 29
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.Q.S (31) Luqman: 18.
Materi 3
Panduan Shalat Praktis Menurut Sunnah Rasulullah Saw
Di akses dari : konsultasipelajar.blogspot.com/.../1024x768-normal-0-false-false-false.html
Ibadah yang merupakan rukun Islam kedua ini memang salah satu bagian dari agama Islam yang amat mendasar. Meskipun pembahasan tentang ibadah shalat cukup banyak beredar dimasyarakat. Namun yang praktis dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw sulit didapatkan.
Terinspirasi dari hadits Nabi Saw: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku Shalat”. yang kemudian menjadi salah satu prinsip dalam ibadah shalat, Maka buku ini hadir sebagai Panduan Shalat Praktis, yang disusun sesuai dengan Sunnah Rasulullah Saw yang shahih,
Semoga kehadiran buku ini dapat menjadi pegangan bagi kaum muslimin dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
PENGERTIAN SHALAT
Menurut bahasa shalat berarti do’a atau rahmat. Sedangkan menurut istilah shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari ucapan dan perbuatan tertentu yang dibuka dengan takbiratul ihram dan ditutup dengan salam.[1] Sedangkan menurut ahli tasawwuf, shalat merupakan upaya menghadapkan hati kepada Allah subhanahu wa ta'ala, hingga menumbuhkan rasa takut dan tunduk kepada-Nya, serta menumbuhkan kesadaran akan keagungan dan kebesaran-Nya, serta kesempurnaan kekuasaan-Nya.
KEDUDUKAN SHALAT
Di dalam Islam, shalat adalah amal ibadah yang memegang peranan yang sangat vital dalam proses pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya, sehinngga shalat memiliki kedudukan yang sangat istimewa untuk umat Islam, yakni antara lain:
1. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali di wajibkan oleh Allah SWT, yang perintahnya langsung diterima oleh Rasulullah saw pada malam Isra’ Mi’raj.[2]
2. Shalat merupakan tiang agama.[3]
3. Shalat merupakan amalan yang pertama kali di hisab (hitung) pada hari kiamat.[4]
HUKUM MENINGGALKAN SHALAT
Bagi muslim yang sudah terkena kewajiban shalat karena sudah baligh (dewasa) dan berakal, kemudian meninggalkan shalat dengan sengaja, maka iya telah syirik dan kufur.[5]
TATA CARA SHALAT WAJIB
Ada banyak hadits yang menjelaskan tentang tata cara shalat secara lengkap, mulai dari berdiri hingga akhir. Untuk menghindari penyimpangan (bid’ah) didalam pelaksanaan shalat, maka disini akan dijelaskan tentang bagaimana tata cara shalat Rasulullah saw.
Dari Malik bi Huwairis ra:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Rasulullah saw bersabda: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”.[6]
Dengan demikian mulai dari cara berdiri, cara mengangkat tangan, cara meletakan tangan, cara ruku’, cara sujud dan seterusnya sampai kepada salam, semuanya harus berdasarkan pada cara shalat Nabi saw, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits-hadits yang shahih.
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”[7]
Menaati Rasululullah saw, berarti kita telah menaati Allah Swt. Karena Allah berfirman dalam Al Qur’an:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah.[8]
Adapun cara shalat wajib yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw, sebagai berikut:
1. Berdiri tegak menghadap kiblat[9] dengan niat ikhlas karena Allah[10] (tanpa melafadzkan kalimat "ushalli... dst" karena hal tersebut tidak ada dalilnya).
2. Bertakbir: Allahu Akbar[11] seraya mengangkat kedua telapak tangan dan ibu jari mendekati telinga.[12]
3. Bersedekap: Tangan kanan diletakkan pada punggung telapak tangan kirimu, serta pergelangan dan lengannya[13] diatas dada,[14] lalu menggenggamnya.[15]
4. Membaca do’a Iftitah[16]
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
"Allaahumma baa'id bainii wa baina khothaa-yaa-ya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khothaa-yaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadu minad danas, Allaahummaghsil khothaa-yaa-ya bilmaa’i wats-tsalji wal barod"
Artinya:
(Ya Allah, jauhkanlah antaraku dan antara segala kesalahanku, sebagaimana Kau telah jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah segala kesalahanku dengan air, salju dan air hujan beku).[17]
Selain do’a diatas kita juga dapat juga membaca:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
"wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahuu wa bidziilika umirtu wa anaa awwalul muslimiin (wa anaa minal muslimiin). Allaahumma antal maliku laa ilaaha illa anta, anta rabbii wa anaa 'abduka, dholamtu nafsii wa'taroftu bidzanbii faghfirlii dzunuubii jami'an. Laa Yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, wahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li ahsanihaa iliaa anta. Washrif 'annii sayyi’ahaa laa yashrifu 'annii sayyi’ahaa illaa anta. Labbaika wa sa'daika wal khairu kulluhuu fii yadaika, wasysyarru laisa ilaika, Anaa bika wa ilaika, Tabaarokta wa ta'aalaita astaghfiruka wa atuubu ilaika".
Artinya:
(Aku hadapkan wajahku, ke hadapan yang Maha Menjadikan semua langit dan bumi, dengan tulus hati dan menyerah diri, dan aku bukanlah golongan orang-orang musyrik. Sungguh shalatku, 'ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan Tuhan yang menguasai semua alam, yang tidak bersyarikat, maka dengan demikian aku diperintah dan aku menjadi orang yang mula-mula berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Raja, yang tidak ada yang disembah melainkan Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku ini hamba-Mu, aku telah berbuat aniaya pada diriku dan mengakui dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku semua, yang mana tidak ada yang mengampuni dosa, selain Engkau. Dan berilah petunjuk-Mu padaku, budi pekerti yang bagus. Tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada bagusnya budi pekerti selain Engkau. Dan jauhkanlah dariku kelakuan yang jahat. Tidak ada yang dapat menjauhkannya kecuali Engkau. Aku junjung dan aku turuti perintah Engkau. Semua kebaikan itu ada pada tangan-Mu, dan kejahatan itu tidak kepada-Mu. Aku dengan-Mu dan kembali kepada-Mu. Engkaulah yang Maha Memberkati dan Maha Mulia. Aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu).[18]
5. Membaca Surat al-Fatihah
Dibaca secara jelas dan perlahan[19] yang sebelumnya berdo’a memohon perlindungan dengan membaca ta’awwudz,[20] tanpa dikeraskan.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“A’uudzu billaahi minasy syaithaanir rojiim”
Artinya:
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk).[21]
Lalu dilanjutkan dengan membaca basmalah tanpa dikeraskan.[22]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
"Bismillaahir-rohmaanir-rohiim"
Artinya:
(Atas nama Allah, Maha Pemurah, Maha Pengasih).[23]
Kemudian diteruskan dengan membaca surat al-Fatihah:[24]
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ * مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ *إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ *اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ *صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ *
“Alhamdu lillaahi robbil 'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maaliki Yaumiddiin. iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdnash-shiro-thol mustaqiim. Shiro-tholladziina an'amta 'alaihim ghoiril maghdhuubi 'alaihim waladhdho-llin.”
Artinya:
(Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat).
Dan setelah itu membaca amin.[25]
أمين
A-miin
Artinya:
(Kabulkanlah permohonanku)
6. Membaca salah satu surat dari Al Qur’an.[26], Diantaranya:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ* وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ *
Qul huwallaahu ahad. Allaahush shomad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakul lahuu kufuwan ahad.
Artinya:
(Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia). (Qs. Al-Ikhlas [112] : 1-4)
Atau membaca:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ * فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ * إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ *
“Innaa a'thoina-kal kautsar. Fasholli lirobbika wanhar. Inna syaaniaka huwal abtar.”
Artinya:
(Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus) (Qs. Al-Kautsar [108] : 1-3)
Atau dapat juga membaca:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ *فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ *وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ *فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ *الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ * الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ * وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ *
Aro’aitalladzii yukadzdzibu biddiin. Fadzaalikal ladziiyadu'ul yatiim, Walaa yahudldlu 'alaa tho'aamil miskiin. Fawailul lil musholliin, alladziinahum 'an-sholaa tihim saahuun. Alladziinahum yuro-uuna wa yamna'uu nal maa'uun.
Artinya:
(Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong dengan) barang berguna).[27]
7. Ruku’.[28]
Angkat kedua tangan seperti takbiratul ihram sambil bertakbir: “Allahu Akbar”,[29] lalu ruku’lah dengan meratakan punggungmu dan lehermu, genggam kedua lututmu dengan kedua tanganmu.[30] Sehingga sudut ruku’ diperkirakan 90 derajat bujur sangkar.
8. Membaca do’a Ruku’:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
"Subhaanaka Allaahumma robbanaa wa bihamdika Allaahummaghfirlii"
Artinya:
(Maha Suci Engkau, ya Allah. Dan dengan memuji engkau, ya Allah, aku memohon ampun).[31]
Atau membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
“Subhaana robbiyal ‘a-dhiim” 3x
Artinya:
(Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung).[32]
Dapat juga membaca:
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Subbuuhun qudduusur robbul malaaikati war-uuh”
Artinya:
(Maha Suci, Maha Kudus, Tuhannya sekalian Malaikat dan Ruh (Jibril))[33]
Keterangan:
Disaat ruku silahkan memilih salah satu dari ketiga bacaan diatas. Jika saat ruku’ kita membaca pilihan do’a yang pertama (Subhaanaka Allaahumma...), maka disaat sujud pun kita membaca bacaan yang sama, kecuali pada pilihan do’a yang kedua (subhaana robbiyal adhim), karena bacaan do’a sujudnya berbeda. Dan untuk bacaan subhaana robbiyal adhim, disini tidak memakai tambahan wa bihamdihi, karena tambahan tersebut, bersumber dari hadits dha’if, sementara yang bersumber dari hadits shahih tidak memiliki tambahan tersebut.
9. I’tidal (berdiri tegak)
Setelah ruku’ angkatlah kepala untuk berdiri tegak (i’tidal) dengan sempurna dan tenang (thuma’ninah),[34] sambil mengangkat kedua tanganmu seperti dalam posisi takbiratul ihram,
lalu membaca tasbih:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
“Sami’allaahu liman hamidah”
Artinya:
(Allah mendengar orang yang memuji-Nya)
10. Membaca do’a Itidal
Dan bila sudah lurus berdiri maka berdo’alah sebagai berikut:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
“Robbanaa wa lakal hamd.”
Artinya:
(Ya Tuhanku, dan segala puji bagi Engkau)[35]
Selain bacaan i’tidal diatas ada juga bacaan/do’a lain yang dapat dibaca setelah membaca tasbih سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ saat berdiri tegak bangkit dari ruku, diantaranya:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
"Robbanaa wa lakal hamdu hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih",
Artinya:
(Ya Tuhanku, bagi-Mulah segala puji, pujian yang banyak, baik dan memberkati).[36]
Atau membaca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
“Robbanaa lakal hamdu mil’us samaawa-ti wa mil‘ul-ardhi wa mil umaa syi'ta min syai’in ba'du".
Artinya:
(Tuhanku, bagi-Mu segala puji, sepenuh semua langit, sepenuh bumi dan sepenuh semua aoa yang Kau sukai dari sesuatu apapun).[37]
11.Sujud.[38]
Sambil mengucapkan takbir: “Allahu Akbar” (tanpa mengangkat tangan).[39]
Letakkanlah kedua lututmu lalu kedua telapak tangan, kemudian letakkan wajahmu, sehingga dahi dan hidung menempel di tempat sujud.[40]
Hadapkan ujung jari kakimu ke arah kiblat, dan renggankan kedua tanganmu dari ketiak dan lambung,[41] serta angkat sikutmu dari lantai.[42]
Perhatikan gambar posisi sujud dibawah ini!
12. Do’a Sujud
Lalu berdo’alah dalam sujudmu:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
"Subhaanaka Allaahumma robbanaa wa bihamdika Allaahummaghfirlii"
(Maha Suci Engkau, ya Allah. Dan dengan memuji engkau, ya Allah, aku memohon ampun).[43]
Atau membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
“Subhaana robbiyal a’laa” 3x
(Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung).[44]
Atau membaca:
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Subbuuhun qudduusur robbul malaaikati war-ruuh"
(Maha Suci, Maha Kudus, Tuhannya sekalian Malaikat dan Ruh (Jibril))[45]
13. Duduk diantara dua sujud.
Setelah membaca do’a sujud, kemudian angkatlah kepalamu sambil bertakbir: “Allahu Akbar”, lalu duduk dengan tenang.[46]
14. Do’a duduk diantara dua sujud:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي
"Allaahummaghfirii- warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii"
Artinya:
(Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, dan berilah rezeki kepadaku).[47]
15. Sujud Kedua.
Lalu sujudlah yang kedua kalinya dengan bertakbir: “Allahu Akbar” dan berdo’a seperti dalam sujud pertama.[48]
16. Raka’at Kedua.
Kemudian angkatlah kepalamu dengan bertakbir: “Allahu Akbar”. Dan duduklah sebentar, lalu berdiri untuk raka’at yang kedua dengan menekankan tangan pada tanah.[49]
Kerjakanlah dalam rakaat yang kedua ini sama dengan raka’at pertama, hanya saja tidak membaca do’a Iftitah, yakni langsung membaca surat al-Fatihah dan seterusnya.
سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُاكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَهَضَ مِنْ الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ اسْتَفْتَحَ الْقِرَاءَةَ بِ - الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ - وَلَمْ يَسْكُتْ
"Dari Abu Hurayrah, bahwa jika Rasulullah saw berdiri dari raka’at kedua, beliau tidak diam melainkan memulai bacaan dengan “Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin” [50]
Tasyahud Awwal.
Setelah sujud yang kedua kalinya pada raka’at kedua, maka bangunlah untuk duduk tasyahud awwal.
Duduklah diatas bentangan kaki kirimu, sementara telapak kaki kanan di tegakkan dengan jari kaki kanan menghadap qiblat.[51]
Letakkanlah kedua tanganmu diatas kedua lututmu lalu julurkan jari-jari tangan kirimu, sedangkan jari tangan kananmu dalam posisi mengepal, yakni menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah, serta mengacungkan jari telunjuk (seperti menunjuk) dan ibu jari berada tepat diatas jari manismu.[52]
Adapun kapan jari telunjuk diacungkan, yaitu disaat kita mulai membaca do’a tasyahud sampai selesai. Dan mengenai posisi duduk tasyahud awwal dapat dilihat pada gambar berikut ini:
17. Lalu membaca tasyahud:[53]
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمُوهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
"Attahiyyaatu lillaah wash-sholawaatu wath-thoyyibaat, assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuuwa rosuuluh".
Artinya:
(Segala kehormatan, kebahagiaan, dan kebagusan adalah kepunyaaan Allah. Semoga keselamatan bagi engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya).[54]
18. Dilanjutkan dengan membaca Shalawat:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
"Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa a-li Muhammad, kamaa shollaita 'alaa Ibro-hiim wa a-li Ibro-hiim, wa baarik 'alaa Muhammad wa a-li Mulhammad, kamaa baarokta 'alaa Ibraahiim wa a-li Ibro-iim, innaka hamiidum majiid"
Artinya:
(Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji dan Maha Mulia).[55]
19. Lalu membaca do’a setelah shalawat:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Allaahumma innii dholamtu nafsii dhulman katsiiran, wa laa yaghfirudz dzunuuba iliaa anta faghfirlii maglifiratan min 'indika warhamnii innaka antal ghafuu rurrahiim.”
Artinya:
(Ya Allah, aku sudah banyak menganiaya diriku, dan tiada yang dapat mengampuni dosa, selain Engkau. Maka ampunilah aku dan kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Penyayang).[56]
20.Raka’at Ketiga dan Keempat
Kemudian berdirilah untuk rakaat yang ketiga kalau shalatmu itu tiga raka’at[57] (maghrib) atau empat rakaat[58] dengan bertakbir mengangkat tanganmu, seperti pada takbiratul ihram.
Ketika berdiri kamu cukup membaca Fatihah saja (tidak perlu membaca surat lain pada rakaat ketiga dan keempat).[59]
21. Tasyahud Akhir
Setelah sujud kedua pada raka’at terakhir, bangkitlah untuk duduk tasyahud akhir dengan memajukan kaki kiri, sedang posisi kaki kanan sama dengan tasyahud awal (jari-jarinya menghadap kiblat) dan dudukmu bertumpukan pantat.
Kemudian bacalah do’a tasyahud serta shalawat kepada Nabi. Bacaannya sama seperti pada waktu tasyahud awal.
22. Do’a Setelah Shalawat pada Tasyahud akhir
Setelah membaca shalawat pada tasyahud akhir maka berdo’a memohon perlindungan dengan membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
"Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabi jahannama wa min 'adzaabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal".
Artinya:
(Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari siksa Jahannam dan dari siksa qubur, begitu juga dari fitnah hidup dn mati, serta dari jahatnya fitnah Dajjal).[60]
23.Salam
Kemudian bersalamlah dengan berpaling ke kanan dan kekiri,.[61]
Sambil membaca:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalaa-mu ‘alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh
Artinya:
(Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkat Allah)[62]
YANG PERLU DIPERHATIKAN:
- Tidak dibenarkan menambah-nambah gerakan atau bacaan didalam shalat kecuali berdasarkan dalil yang kuat.[63]
- Semua gerakan shalat harus dilakukan dengan tenang dan sempurna (thuma’ninah), dan sesuai dengan tuntunan Nabi Saw.[64]
- Bacaan al-Qur’an dalam shalat pun harus tartil dan jelas.[65]
- Pada saat salam tidak ada tuntunan dari Nabi Saw, mengibas telapak tangan kanan saat salam ke kanan dan mengibas telapak tangan kiri saat salam ke kiri. Bahkan Nabi Saw pernah melarang ada sahabat yang melakukan demikian.[66]
- Tidak ada perbedaan yang mendasar antara shalat pria dan wanita.
________________________________________
[1] Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah I, h. 93
[2] HR. al-Tirmidzi 1/417: 213. Hadits ini berkualitas hasan shahih
[3] HR. al-Tirmidzi, al-Nasa’iy, Ibn. Majah, Ahmad, al-Bayhaqiy, al-Thabrani, dari Mu’adz dengan kualitas hasan shahih. Sementara dalam riwayat al-Bayhaqiy dan al-Daylami dikatakan bahwa “al-shalatu ‘imaadud diin” artinya shalat adalah tiangnya agama, tapi sanad hadits tersebut dha’if karena terputus. Namun karena memiliki banyak jalur maka hadits ini saling menguatkan satu sama lainnya.
[4] HR. al-Tirmidzi, al-Nasa’iy, Ibn. Majah, Ahmad, al-Thabrani. Dalam riwayat al-Thabrani memiliki tambahan “jika shalatnya baik, maka baiklah semua amalannya, jika shalatnya rusak maka rusaklah semua amalannya”.
[5] HR. Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasa’iy, Ahmad dari Jabir dengan kualitas shahih. Kemudian HR. Ahmad, al-Bazzar dari Buraydah ra, dengan kualitas hasan.
[6] HR. Bukhariy, (595); ad-Darimiy, (1225); Ibn. Hibban, (541, 503); al-Baihaqiy (345); ad-Daruquthniy (273); asy-Syafi’i, (55)
[7] Qs. Al-Israa’ : 36
[8] Qs. An-Nisaa’ : 80
[9] Qs. Al-Baqarah [2] : 238
[10] lihat footnote no. 2
[11] HR. Ibn. Majah, (795); Ibn. Hibban (179, 187); al-Baihaqiy, (137). Hadits ini berkualitas sahih lidzatihi.
[12] HR. Muslim, (588, 589); al-Bukhari, (695); an-Nasa’iy, (870, 871, 1014, 1046, 1075); Abu Dawud, (636); Ibn Majah, (849), Ahmad Ibn Hambal, (15046, 19626); al-Darimiy, (1223), Hadits ini bernilai shahih lidzatihi.
[13] HR. an-Nasa’iy, Sunan (al-Iftitah, 879); Ahmad, (Musnad, 18115); al-Baihaqiy (Sunan al-Kubra, II: 28; Sunan al-Sughra, I: 241); Ibn Hibban, (Shahih, V: 170), dan Ibn Khudzaimah, (Shahih, I: 243). Hadits ini berkualitas shahih.
[14] HR. Ibn Khudzaimah, (Shahih, I: 243), dalam pandangan Ibn. Khudzaimah, hadits ini berkualitas shahih.
[15] HR. Ibn. Khudzaimah, dalam kitab shahih Ibn. Khudzaimah (tahqiq al-A’dzami I/242: 478). Hadits ini berkualitas hasan, dan dapat dipakai sebagai dalil.
[16] Ada beberapa macam bacaan doa iftitah yang lain yang pernah diajarkan oleh Nabi. Akan tetapi yang pernah dibacakan oleh Nabi didalam shalat wajib hanyalah dua macam do’a iftitah yang diuraikan dalam buku ini.
[17] HR. Bukhariy, (702), Imam Muslim, (940), al-Nasa’iy, (885), Abu Dawud, (663), Ibn Majah, Sunan (Iqamat al-Shalat wa al-Sunnah fiha, 797), Ahmad (6867, 10005), dan al-Darimiy, (1216). Hadits ini berkualitas shahih lidzatihi, sehingga dapat dipergunakan sebagai dalil.
[18] HR. Muslim (1290); al-Tirmidzi, (3343, 3344, 3345), al-Nasa’iy (887), Ibn Majah, (854), Ahmad ibn Hanbal (764), al-Darimiy, (1210). Hadits ini berkualitas shahih lidzatihi dan dapat dipergunakan sebagai dalil.
[19] Qs al-Muzzammil [73] : 5
[20] Mayoritas Ulama berpendapat membaca ta’awwudz cukup dibaca sekali sebelum membaca surat al-Fatihah di raka’at pertama. Lihat mushannaf ‘Abd al-Razzaq oleh al-A’dzami, juz 2, hal. 86, no. 2587-2589)
[21] HR. Al-Tirmidzi dalam kitab Sunan al-Tirmidzi (al-Shalat, 225); Abu Dawud, (658); Ahmad Ibn. Hanbal (11047); dan Ibn Khudzaimah (238). Hanya saja kualitas hadits ini masih diperselisihkan. Namun demikian hadits-hadits ini diperkuat dengan keumuman dalil Qs. An-Nahl [16] : 98, artinya: 98. “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”.
[22] Mayoritas sahabat dan ulama selain Imam al-Syafi’i, pada umumnya memilih untuk tidak mengeraskan bacaan basmalah saat membaca al Fatihah. Karena ini didasarkan pada riwayat Anas bin Malik dan Abdullah bin Mughaffal al-Muzani ra, bahwa: “Aku shalat bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman, bahwa: ”aku tak mendengar satu pun diantara mereka yang (mengeraskan) membaca “bismillaahir-rahmaanir-rahiim” (HSR. Muslim, 399a; al-Nasa’iy, 907; Ahmad, 13919.
[23] HR. an-Nasai (895), al-Baihaqiy (Sunan al-Sughra, I: 251; Sunan al-Kubra, 11: 46), al-Daruquthni (Sunan, 1:305), al-Hakim (Syi'ar Ashab al-Hadis, 1:41), dan al-Haitsamiy, (1:125). Dan hadits ini juga dinukilkan dalam kitab Fath al-Bari karya Ibn Hajar al-'Asqalniy (II: 267). Hadits ini berkualitas shahih lidzatihi dan dapat dipakai sebagai dalil.
[24] Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (714), Muslim (595, 597), Tirmidzi (230), al-Nasa’iy (901, 902), Abu Dawud (700), dan Ibn Majah (828). Hadis ini berkualitas shahih, apalagi hadis ini juga diriwayatkan oleh Muslim dan para mukharrij hadis yang lain akan semakin menambah kekuatan hadis ini sebagai dalil.
[25] HR. al-Bukhariy, (738), Muslim, (618), al-Tirmidzi, Sunan (al-Shalat: 232), al-Nasa’iy, (919), Abu Dawud, (801), Ibn Majah, (841), Ahmad ibn Hanbal (6946, 9541), Malik (182). Hadits ini berkualitas shahih dan dapat dipakai sebagai dalil.
[26] HR. al-Bukhariy, (734, 717); Muslim, (685, 687); al-Nasa’iy, (966); Ahmad Ibn Hanbal, (21569) dan al-Darimiy (1260). Hadits ini berkualitas shahih dan dapat dipergunakan sebagai dalil.
[27] Qs. Al-Maa’uun [107] : 1-7
[28] Qs. Al-Hajj [22] : 77
[29] HR. Al-Bukhariy terdapat dalam dua tempat pada kitab shahih al-Bukhariy (al-Adzan: 747 dan 761) dan diriwayatkan oleh Muslim, dalam Kitab shahihnya (al-Shalat: 591); serta Ahmad bin Hanbal (Musnad: 9474). Hadits ini bekualitas shahih dan dapat dipergunakan sebagai dalil.
[30] HR. Al-Bukharyi, dalam kitab shahih al-Bukhariy (al-Adzan: 785). Hadits ini berkualitas shahih lidzatihi dan dapat dipakai sebagai dalil.
[31] HR. Bukhariy, (752, 775; 3955; 4585). Muslim, (746), Nasa’iy, (1110,1111), Abu Dawud, (743), dan Ahmad ibn Hanbal (23034). Hadits ini berkualitas shahih dan dapat dipakai sebagai dalil.
[32] Hadis ini diriwayatkan oleh al-Nasa’iy, (1036), Tirmidzi (243), Abu Dawud, (737), Ibn Majah, (878), Ahmad, (22175), dan Darimiy, (1273). Hadits ini berkulaitas shahih, kecuali riwayat Tirmidzi berkualitas hasan shahih, namun semuanya dapat dipakai sebagai dalil.
[33] Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim pada kitab Shahihnya (752), Al-Nasa’iy (1122), Abu Dawud (738), dan Ahmad ibn Hanbal (22934/ 23489, 23699, 23991, 24009, 24428, 25090). Hadits ini shahih dan bisa dipakai sebagai dalil.
[34] Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, (715, 751, 5786, 6174), Muslim, (602), Tirmidzi, (279), Nasa’iy, (873), Abu Dawud, (730), Ibn Majah, (1050), dan Ahmad ibn Hanbal (9260).
[35] Sumber hadits lihat footnote no. 50
[36] Diriwayatkan oleh al-Bukhariy (757), al-Nasa’iy (1052), Abu Dawud (654), Ahmad ibn Hanbal (18226), dan Malik (442). Hadits ini berkualitas shahih, dapat dipergunakan sebagai dalil.
[37] HR. Muslim dalam kitab shahih Muslim (al-Shalat: 733) dengan berkualitas shahih sehingga dapat dipakai sebagai dalil.
[38] Qs. Al-Hajj [22] : 77
[39] HR. Al Bukhariy (705); Muslim (887, 888); al-Nasa’iy, (876). Hadits ini berkualitas shahih.
[40]Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Nasa’iy (1077,1142), Tirmidzi (248), Abu Dawud (713), Ibn Majah (872), ad-Darimiy (1286), Ibn Khuzaimah (I:319), Ibn Hibban (V: 237), dan al-Baihaqiy(II: 98). Hadits ini berkualitas shahih.
[41] HR. Al-Bukhari (377, 765, 3300); Muslim (764); al-Nasa’iy (1094) dan Ahmad (21845). Hadits ini berkualitas shahih dan dapat dipergunakan sebagai dalil.
[42] HR. Muslim (763) dan Ahmad Ibn. Hanbal (17760, 17858), dengan kualitas shahih menurut Imam Muslim.
[43] Sumber dalil lihat footnote no.31
[44] Sumber dalil lihat footnote no.32
[45] Sumber dalil lihat footnote no.33
[46] HR. Al-Tirmidzi (262), dengan kualitas shahih.
[47] Sumber bacaan berdasarkan hadits pada footnote no.46
[48] Lihat footnote no. 31, 32,33
[49] HR. Al-Bukhariy (780); al-Tirmidzi (264); al-Nasa’iy (1140); Abu Dawud (718). Kualitas hadits ini shahih dan dapat dipakai sebagai dalil.
[50] Hal tersebut sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnyal: (al-Masajid wa Mawadhi’ al-Shalat: 941), dengan kualitas hadits adalah shahih dan dapat dipakai sebagai dalil.
[51] HR. Al-Bukhariy dalam Kitab Shahihnya (al-Adzan: 785). Para perawi yang meriwayatkan hadits ini adalah siqah, sehingga menjadikan hadits ini berkualitas shahih lidzatihi dan dapat diakai sebagai dalil.
[52] HR. Muslim (909, 910, 912); al-Nasa’iy (1358); Abu Dawud (838); Ahmad Ibn. Hanbal (15518). Hadits ini berkualitas shahih lidzatihi dan dapat dipakai sebagai dalil.
[53] Selain bacaan diata ada 4 bacaan lainnya yang dapat dipakai sebagai dalil.
[54]Hadis ini diriwayatkan oleh para imam ahli hadits, di antaranya adalah al-Bukhari yang meriwayatkan tujuh kali di dalam Shahih al-Bukhari (788, 791, 1127, 5762, 5794, 5853, 6833), Muslim (609), al-Tirmidzi (266, 1123), Nasa’iy sebanyak 10 kali (1150, 1151, 1152, 1153, 1154, 1155, 1156, 1157, 1158, 1281), Abu Dawud (825), Ibn Majah (889), Ahmad ibn Hanbal (3381, 3439, 3858), dan ad-Darimiy (1306, 1307). Hadis ini bernilai shahih lidzatihi dan dapat dipakai sebagai dalil.
[55] Hadis ini diriwayatkan oleh al-Syafi'iy dalam kitabnya al-Umm (Beirut, Dar al-Ma'rifah: 1393, Juz I, hal. 117) dengan sanadnya sendiri. Hadis ini berkualitas shahih.
[56] Bacaan ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (790, 5851, 6839), Muslim (4876), Tirmidzi (3454), Nasa’iy (1285), Ibn Majah (3825), dan Ahmad ibn Hanbal (8, 28). Hadits ini berkualitas shahih dan dapat dipakai sebagai dalil.
[57] Yakni shalat maghrib
[58] Yakni dzuhur, Ashar dan Isya
[59] Hadits dari Abu Qatada ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, Shahih (al-Adzan: 734, 717); Muslim, Shahih (al-Shalat: 685, 687); al-Nasa’iy, Sunan (al-Iftitah: 966); Ahmad Ibn Hanbal, (Musnad: 21569) dan al-Darimiy (al-Shalat: 1260). Hadits ini berkualitas shahih dan dapat dipergunakan sebagai dalil.
[60] Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya (924, 926); Abu Dawud (al-Shalat: 833); Nasa’iy (as-Shawi: 1293); Ibn. Majah (899) dan Ahmad Ibn. Hanbal (9791). Kualitas hadits ini adalah Shahih dan dapat dipakai sebagai dalil.
[61] HR. Muslim (916); al-Nasa’iy (1300); Ahmad ib Hanbal (1403, 1481) dan al-Darimiy (1311). Hadits ini berkualitas shahih. Daat di pakai sebagai dalil.
[62] Al-Shan’aniy, Subul al-Salam, Juz. I/h. 301; dan Ibn. Haqzm, Kitab al-Muhalla, Juz.III/h. 375.
[63] HR. Muslim 3242 dan 3243. Dan disepakati juga oleh Bukhariy.
[64] Mutthafaq Alayh
[65] Qs. Al-Muzammil : 5
[66] HR. Muslim 431
Sabtu, 09 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aslmkum wr.wb
BalasHapusSaya setuju dengan bapak tjiptosubadi karena smua yang akan kita lakukan harus ada dasarnya yang jelas.
Wslm. wr.wb
Nama : KUSDIYANTO
NIM : A54F101024
MAHASISWA PSKGJ PURWODADI
saya sudah membaca dan mengerti materi yang ada tulis
BalasHapusMahasiswa PSKGJ P{urwodadi
Veronika fifiana nilasari
NIM : A54F101041
assalamau'alaikum Bpk tjipto
BalasHapussaya sudah membaca dan memahami artikel yang bapak sampaikan,terimakasih pak atas materi yang anda berikan kepada kami.
wassalam....
Assalamu'alaikum wr. wb. Bapak tjipto subadi....
BalasHapusTerima kasih pak, setelah membaca materi yang bapak berikan dalamblog ini, sya lebih mengerti tentang kemuhammadiyahan. semoga ini dapat bermanfaat bagi saya. Amin ya robbal alamin,,,,
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Resti Fitrianingrum
NIM : A54F101038
PSKGJ PURWODAD
Aslm.nama saya kabul ali sumarah, saya setuju dngan apa yang anda sampaikan di blog anda, karena dapat menambah wawasan saya tentang ISLAM.Semoga dengan membaca blog ini dapat meningkatkan ketagwaan saya kepada Nya. Wasalam.
BalasHapusKABUL ALI SUMARAH
NIM : A54F101029
Aslm.saya Kabul Ali Sumarah, saya setuju dengan apa yang telah anda sampaikan di blog ini. dengan membaca blog ini semakin bertambah wawasan saya tentang Islam.
BalasHapusAssalamu'alaikum Wr.Wb, selamat siang Pak Tjipto, setelah saya membaca materi yang Bapak sampaikan pada blog ini, Saya mendapatkan tambahan ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya khususnya,dan mahasiswa UMS pada umumnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
BalasHapusAmin ya robbal alamin.....
YULIA NURVITASARI
NIM:A54F101006
ass.wr.wb
BalasHapusnama saya Sri Budi Retnaninngsih mahasiswa SI PSKGJ Pokjar Purwodadi.saya setuju dngan apa yang bapak tjipto sampaikan di blog bapak, karena dapat menambah wawasan saya tentang ISLAM.Semoga dengan membaca blog ini dapat meningkatkan ketagwaan saya dan keluarga saya. trimaksih
Wasalam
Sri Budi Retnaninngsih
NIM : A54F101020
assalamualaikum pak tjip......
BalasHapussetelah saya membaca materi di blog pak tjip, pengetahuan saya mengenai bid'ah semakin bertambah. Disamping itu,saya juga tahu mengenai tata cara shalat sesuai dengan tuntunan Rosulullah Muhammad SAW
Nama : Suci Wuryani
NIM : A54F 101018
ass.wr.wb
BalasHapussaya feni... setelah saya membaca blog pak tjip pengetahuan tentang bahaya bid"ah dan tata cara shalat yang sesuai dengan tuntuna menjadi lebih dalam semoga saya bisa menjadi orang yg lebih baik setelah mengetahu"i blog bpk mengenai bahaya bid"ah
NAMA :FENI ROMANINGSIH
NIM :A54F101016
ass.wr.wb
BalasHapussaya rondiyatun...saya sudah membaca blog pak tjip tentang bab shalat,setelah membaca materi tentang shalat,saya lebih paham tentang tata cara shalat yang sesuai dengan tuntunan nabi MUHAMMAD SAW.
NAMA :RONDIYATUN
NIM :A54F101034
Assalamualaikum Wr.Wb.
BalasHapusSelamat siang pk Cipto..saya mahasiswa dari PSKGJ Purwodadi, setelah saya membaca materi yg telah bapak tulis sy lebih banyak pengetahuan ttg shalat dan dapat menambah ketaqwaan thp Allah SWT, smoga ilmu yg saya dapat dr blog ini bs bermanfaat bagi saya dan smua yg membaca. trimakasih. Wassalamualaikum Wb,Wb.
NAMA : LULUK RIF'ATIN
NIM : A54F101033
Assalamualaikum pak tjip...
BalasHapussaya ratnawati, mahasiswa pgsd purwodadi. pak saya sudah membaca materi kemuhammadiyahan melelui blog ini.menurut saya cara ini sangat membantu mahasiswa, khususnya saya sendiri.selain itu dengan materi kemuhammadiyahan yang bapak sampaikan saya menjadi tau bagaimana cara beribadah dan menjalankan ajaran agama islam sesuai dengan Al-quran dan sunah.terimakasih pak tjip.
Wassalamualaikum wr. wb.
Nama :Ratnawati
NIM : A54F101010
asalamualaikum
BalasHapusAssalamualaikum Wr. Wb
BalasHapusSaya sudah membaca materi Bapak
Pendapat saya, saya sangat setuju karena sangat baik untuk generasi penerus seperti saya ini. Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Nama : Miadi Hartanto
NIM : A54F101011
Assalamualaikum Wr. Wb
BalasHapusMateri yang saya baca dari Bapak sangat membuat hati saya merasa nyaman. Jadi pendapat saya, saya sangat setuju karena dapat mempertebal iman seseorang. Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Nama : Miadji Harseno
NIM : A54F101025
asallammuallaikum wm.wb,nama saya windaryanti nim;A54F101023
BalasHapussetelah saya membaca di blog pak cip,saya menjadi lebih mengerti dan tau tentang islam.terimakasih pak.
wassallammuallaikum wm.wb
Assallammualaikum wr.wb
BalasHapusSetelah membaca blog pak cip,saya lebih mengerti tentang islam dan ternyata apa yang saya lakukan selama ini adalah bid'ah seperti mengikuti tradisi 7hari,40hari dsb.Terimaksih pak cip semoga blog pak cip tidak hanya bermanfaat bt saya tetapi,juga untuk yang lainnya.
Nama : REVI ADP
NPM :A54F101008
Pokjar :purwodadi
asallammuallaikum wm.wb
BalasHapussetelah saya membaca blog pak cip saya menjadi lebih tau tentang sholat dengan lebih benar, karena bapak membberikan refrensi dan dasar hadis yang sokeh sehingga membuat saya menjadi lebih mantap. trimakasih atas ilmu yang telah di berikan kepada saya.
Nama : Anita Widyastuti
NPM :A54F101014
Pokjar :purwodadi
Assalamualaikum wr.wb.
BalasHapussetelah membaca blog ini saya menjadi lebih mengerti tentang islam.terimakasih pak atas ilmu yang diberikan.
nama : Tri srimurdani
nim : A54F101036
Assalamualaikum wr. wb.
BalasHapussetelah saya membaca bog bapak.pengetahuan tentang islam saya semakin bertambah.saya menjadi lebih tahu banyak tentang islam..terimakasi banyak tentang informasi yang bapak berikan.
nama : dwi indrayana
nim :A54F101017
Assalamualaikum
BalasHapusAssalamu'alaikum
BalasHapusnama saya Dyah Lusiana mahasiswa SI PSKGJ Pokjar Purwodadi.Blog ini sangat membantu saya dalam melaksanakan ibadah Sholat sehingga menjadi lebih khusuk dan sesuai dengan syariat dan sunah nabi Muhammad SAW. Terimaksih dan saya tunggu posting selanjutnya pak.
wassalamualaikum
Dyah Lusiana
NIM : A54F101013
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
BalasHapusMateri Dalam Blog Ini Sangat Membantu saya dalam memahami ajaran Islam tentang Sholat,
Terimakasih Pak.Tingkatkan terus materi Blog ini.
Wassalamualaikum
Aspiyah
NIM : A54F101028
Asalamualaikum, pak Tjipto saya Isroni nim A54F101012, mau mengomentari materi yg bapak sampaikan mll blog bapak. Saya sangat setuju dengan apa yg bpk smpaikan, setelah sya mmbaca blog bapak saya semakin tahu tentang ajaran Islam yg sebenarnya. semoga setelah mmbaca dapat menambah iman dan ketagwaan saya. Dan alkhamdullillah saya sudah mndapat CD dakwah dari bpk Djumali ttg pengakuan ustad Abdul Azis yg dahulunya seorang guru agama Budha.Trims, Wasalamualaikum warahmattullohi wabarokatuh.
BalasHapusAsalmualaikum. Pak Tjipto Saya Trihandayani mahasiswa ums pskgj purwodadi mau berkomentar mengenai materi yg bpk smpaikan di blog ini. Saya setuju dgn materi bpk, krn setelah sya mbacanya smakin menambah pengetahuan saya tentang agama Islam. Semoga dpt meningkatkan keimanan dan ketgwaan saya kpd Nya. sekian dan Trims, Wslmualaikum wrhmtullohi wbrkatuh.
BalasHapusAssalamualaikum wr. wb.
BalasHapussetelah membaca dari blog bapak, wawasan saya tentang islam semakin bertambah dan saya semakin yakin tentang ajaran islam.terimakasih pak atas materinya semoga dapat bermanfaat.
nama : Zulfa Safitri
nim : A54F101040
ASALAMUALAIKUM. Pak TJIPTO saya setuju dengan materi bapak karena bisa menambah pengetahuan saya tentang agama Islam. cukup sekian dan Terimakasih. Wasalamualaikum warahmatulohi wabarokatuh
BalasHapusAsalamualaikum. pak Tjipto saya mau berkomentar tentang materi yang bapak berikan melalui blog ini. intinya saya sangat setuju karena dapat memperkaya wawasan Islam saya. terimakasih Wasalamualaikum warahmatulohi wabarokatuh.
BalasHapusAsalamualaikum. komentar saya sangat singkat pak, intinya saya setuju dengan materi bapak. sekian Wasalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh.
BalasHapusasalam.pak Tjipto saya setuju dengan materi bapak.sekian Wasalamualaikum warahmatulohi wabarokatuh
BalasHapusasalamualaikum.pak Tjipto saya setuju dengan materi bapak,karena saya ingin menambah pengetahuan tentang Islam. Wasalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.
BalasHapusAssalamualaikum Wr. Wb.
BalasHapusPak ini saya :
Nama : Tri Wahyudi
NIM : A54F100039
Pokjar : PSKGJ Purwodadi
Jurusan : S1 PGSD
Setelah saya membaca dan mencermati tentang materi yang bapak berikan, saya pribadi sangat mendukung dan setuju, karena sangat menambaw wawasan dan aqidah tentang keislaman, sekian terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
assalamualaikum,pak saya sudah membaca materi bapak,terima kasih semoga menjadi bekal saya dalam mengajar,sulikah mahasiswa pskgj pgsd purwodadi(A54f101042).wassalamualaikum
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushaLoo semUaa..??
BalasHapusi'am coming..
saYa hadir, pAK..!!
ngikut presensi.. (",)/
assalamualaikum pak tjip
BalasHapussaya sdh membaca materi kemuhamadiyayan di blog pak tjip,semoga tulisan di blog bpk bermanfaat bagi pembacanya
muhaimin (A54F101027)
Asalamual maikum. pak Tjipto saya ANIK,saya setuju dengan materi bapak. sekian,wasalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh.
BalasHapusAsalamualaikum, pak TJIP saya sudah membaca blog anda. saya setuju dengan materi itu. sekian Wasalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh
BalasHapusAslm.wr.wb
BalasHapuspak tjip.setelah saya membaca blog anda.saya semakin mengerti tentang agama dan bermanfaat sekali bagi saya.terimakasih pak tjip.
Nama : Yanti
NPM : A54F101044
Asalamualaikum
BalasHapussaya berterimakasih kepada Allah SWT, karena telah di anugrahkan untuk mengenyam pendidikan perkuliahan ini, dengan ini juga saya berterimakasih kepada pak Tjip, telah memeberikan materi yang sangat berguna bagi kehidupan saya sehari - hari.. wassalamualaikum
Asalamualaikum
BalasHapussaya berterimakasih kepada Allah SWT, karena telah di anugrahkan untuk mengenyam pendidikan perkuliahan ini, dengan ini juga saya berterimakasih kepada pak Tjip, telah memeberikan materi yang sangat berguna bagi kehidupan saya sehari - hari.. wassalamualaikum
NAMA : TUTUT YODHA W.
NIM : A54f101001
Asalamualaikum
BalasHapusBetul-betul yang bapak katakan
terima kasih pak atas pencerahan yang bapak berikan sehingga membuat hati saya yakin akan kebenaran islam.dan semoga berguna bagi hari hari saya kemudian
Wasalam
Nama : JIYO
Nim : A54F101005
Asalamualaikum
BalasHapusmerdeka.... salam kemerdekaan indonesia yang ke 66.
saya mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh bapak Tjipto Subadi itu benar kenyataannya, dengan daripada itu saya SETUJU....
thank's to Dr. Tjipto Subadi for all....
My Live is Islam, My Love Is Allah
Wasalamualaikum...
Nama : DEVINA EKI KUSUMASTUTI
Nim : A54F101009
Assalamualaikum wr. wb
BalasHapusapa yang Bapak sampaikan dalam blog ini banyak bermanfaat bagi saya, terutama tentang tuntunan shalat. Semoga Bapak dapat memberikan pencerahan yang lebih banyak lagi. Terima kasih.
Wassalamualaikum we. wb
Nama : kisparini Wiji Utami
NIM : A54F101007
assalamualaikum saya juga setuju atas materi diatas
BalasHapusnama : Pandu Tinugroho
NIM : 16532540
UNIV : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO