Materi Kelompok E. MEMAHAMI LESSON STUDY
A. Pengertian Lesson Study
Lesson Study bukan suatu metode mengajar atau bukan suatu strategi pembelajaran tetapi lesson study adalah suatu model pembinaan profesi guru melalui belajar mengajar (pengkajian pembelajaran) secara kolaboratif dengan system siklus dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Lesson study dalam aktivitasnya guru dapat memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.
Lesson study merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Jadi lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru.
Akhmad Sudrajat, (2008: 1) menjelaskan bahwa lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.
Ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembang- kan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Sementara itu, menurut Lesson Study Project (LSP) beberapa manfaat lain yang bisa diambil dari Lesson Study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, manfaat yang ketiga ini dapat dijadikan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah Guru, baik untuk kepentingan kenaikan pangkat maupun sertifikasi guru.
Terkait dengan penyelenggaraan Lesson Study, Slamet Mulyana (2007) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP. Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.
Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari Columbia University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri unsur guru dan kepala sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah. Dengan keterlibatannya dalam Lesson Study, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang penting dan tepat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada mata pelajaran yang dikaji melalui Lesson Study. Selain itu, dapat pula mengundang pihak lain yang dianggap kompeten dan memiliki kepedulian terhadap pembelajaran siswa, seperti pengawas sekolah atau ahli dari perguruan tinggi.
B. Konsep Dasar Tahapan-Tahapan Lesson Study
Konsep dasar pelaksanaan Lesson Study yang dikembangkan di Jepang merupakan suatu kegiatan pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu; plan-do-see yaitu: (1) Perencanaan (planning). (2) Implementasi (action) atau pembelajaran dan observasi. (3) Refleksi (reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Lewis (2002). Di samping melibatkan guru sebagai kolaborator, dalam lesson study juga melibatkan dosen LPTK dan pihak lain yang relevan dalam mengembangkan program dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Secara lebih sederhana, siklus lesson study dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan: Planning-Doing-Seeing atau Plan-Do-See (Saito, et al. (2005). Untuk lebih jelasnya bisa dibaca skema pada gambar di bawah ini:
1. Tahap Merencanakan (Plan)
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan dilanjutnya membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan permasalahan tersebut sebagai alternatif pemecahannya. Tujuannya untuk menghasilkan rancagan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dalam upaya mengatasi permasalah tersebut.
Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri atas; (1) Rencana Pembelajaran (RP) (2) Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran (Teaching Guide) (3) Lembar Kerja Siswa (LKS) (4) Media atau alat peraga pembelajaran (5) Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran (6) Lembar observasi pembelajaran (7) Menetapkan salah satu guru untuk melaksanakan tindakan (implementasi pembelajaran).
2. Tahap Pelaksanaa (Implementasi) dan Observasi
Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati) oleh kelompoknya, melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun tersebut, di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu (jika memungkinkan), dilakukan rekaman video (audio visual) yang mengclose-up kejadian-kejadian khusus (pada guru atau siswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini berguna nantinya sebagai bukti autentik kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap refleksi atau pada seminar hasil lesson study, di samping itu dapat digunakan sebagai bahan diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.
Tujuannya untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan tersebut, salah satu guru berperan sebagai pelaksana lesson study dan guru yang lain sebagai pengamat. Fokus pengamatan bukan pada penampilan guru yang mengajar, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan belajar siswa dengan berpedoman pada prosedur dan insturumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan. Pengamat tidak diperkenankan mengganggu proses pembelajaran.
3. Tahap Refleksi
Selesai praktik pembelajaran, segera dilakukan refleksi. Pada tahap refleksi ini, guru yang tampil dan para observer serta pakar mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Diskusi ini dipimpin oleh Koordinator kelompok, atau guru yang ditunjuk oleh kelompok.
Pertama guru yang melakukan implementasi rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi. Selanjutnya observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung pembelajaran yang disertai dengan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran.
Selanjutnya, guru yang melakukan implementasitersebut akan memberikan tanggapan balik atas komentar para observer. Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya. Pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
Pada tahap refleksi ini bertujuan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajarn. Kegiatan diawali dengan penyampaian kesan dari pembelajar dan selanjutnya diberikan kepada pengamat. Kritik dan saran diarahkan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati guru yang membelajarkan. Masukan yang positif dapat digunakan untuk merancang kembali pembelajaran yang lebih baik dan diimplementasikan kembali dalam kelas pada putaran berikutnya.
Dengan mencermati beberapa definisi lesson study maka akan menemukan 7 kata kunci, yaitu; (1) pembinaan profesi, (2) pengkajian pembelajaran, (3) kolaborasi, (4) berkemajuan, (5) kolegialitas, (6) mutual learning, dan (7) komunitas belajar. Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan keprofesionalan pendidik terus menerus. Kalau tidak dilakukan pembinaan terus menerus maka keprofesionalan dapat menurun dengan bertambahnya waktu. Pembinaannya melalui pengkajian pembelajaran secara terus menerus dan berkolaborasi. Pengkajian pembelajaran harus dilakukan secara berkala, misalnya seminggu sekali atau dua minggu sekali karena membangun komunitas belajar adalah membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling koreksi, saling menghargai, saling bantu, dan saling menahan ego.
C. Alasan Yuridis Pelaksanaan Lesson Study.
1. Dasar Undang-Undang
Undang-Undang NO. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas profesionalnya guru dan dosen berkewajiban:
Pasal 20 ayat 1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 2) Meningkatkan kualifikasi akademik dan mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan Iptek dan seni.
Pasal 32 ayat 1) Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier; 2) Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Pasal 34 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah derah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
2. PP. NO 19 Tahun 2005 Tentang Starndar Nasional Pendidikan
Dalam pasal 19 ayat (1) dan ayat (2), guru dan dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya berkewajiban;
(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
(2) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
D. Tujuan, Manfaat dan Dampak Lesson Study
Tujuan utama lesson study adalah (1) Meningkatkan pengetahuan tentang materi ajar, (2) meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran, (3) meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar, (3) meningkatkan hubungan kolegalitas, (4) meningkatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang yang harus dicapai, (5) meningkatkan motivasi belajar, baik guru maupun siswa untuk selalu berkembang, dan (6) meningkatkan kualitas rencana pembelajaran.
Selain itu tujuan lesson study yaitu untuk: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Manfaat yang yang dapat diambil lesson study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari lesson study. Lesson Study dapat dilakukan melalui 2 tipe (1) berbasis sekolah (2) berbasis MGMP, lesson study dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan secara sikluk, yang terdiri dari: (1) perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); refleksi (check); dan tindak lanjut (act).
Manfaat lesson study dipilih sebagai model pembinaan profesi pendidik (guru) adalah sebagai berikut; (1) Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pembelajaran, (2) membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya, (3) memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum, (4) membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa, (5) menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa, dan (6) meningkatkan kolaborasi pada sesama guru. Menurut Wang-Iverson dan Yoshida (2005), manfaat lesson study adalah (1) Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya) (2) Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya (3) Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulu (4) Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa (5) Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa (6) Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
Sedangkan dampak dari lesson study adalah (1) meningkatan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan (siswa). (2) Guru memiliki banyak kesempatan untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktek pembelajarannya sehingga dapat merubah perspektif tentang pembelajaran, dan belajar praktek pembela-jaran dari perspektif siswa (3) Terjalin hubungan emosionaldiantara pendidik sehingga para guuru mudah berkonsultasi kepada pakar dalam hal pembelajaran dan atau kesulitan materi pelajaran. (4) Perbaikan praktek pembelajaran di kelas. (5) Peningkatan kolaborasi antar guru dan antara guru dan pakar/dosen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. (6) Peningkatan ketrampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.
Kamis, 19 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sangat lengkap pak.....
BalasHapusterimaksih materi-materinya.....
semoga penelitian pak Tjip lancar. Amin
terima kasih atas materinya pak.......
BalasHapuspak yg microteachingnya kok belum ada.....
BalasHapusArigatou gozaimasu Sensei buat materi2nya.. :-)
BalasHapusterima kasih pak untuk materinya yang sangat lengkap..
BalasHapuspembelajaran dikelas juga tidak membosankan..
:)
trimakasih ya pak :)
BalasHapussmoga materi'y brmanfaat smua....amin
BalasHapusTerima Kasih pak,, atas materi yg telah disampaikan melalui blog ini. sehingga bsa bermanfaat untuk saya n teman-teman smua...
BalasHapusRia Rustikaningrum M.A
BalasHapusAssalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Materi yang disampaikan sangat lengkap dan sesuai dengan kondisi serta kebutuhan saat ini, dimana seorang guru dituntut untuk dapat professional dalam bekerja. Dengan lesson study guru akan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat meningkatkan profesionalitasnya, dan dapat membantu memaksimalkan proses belajar mengajar dengan siswanya.
Terimakasih bapak atas materinya, semoga bermanfaat bagi kita semua,. Amiin..
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamualaikum pak.
BalasHapussebelumnya terimakasih atas seluruh materi yang sudah diberikan. semoga materi apa yang sudah bapak sampaikan nantinya akan berguna untuk saya (sebagai mahaisiswa)dan meningkatkan profesionalisme seorang pendidik (guru). dan dengan adanya materi tentang LS, maka guru akan bisa mengetahui dan meningkatkan profesionalisme sebagai seorang calon pendidik dan pendidik.
trimakasih. wassalamualaikum.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
BalasHapusTerimakasih pak atas materi yang telah bpk berikan,mga dpt mnjdikan referensi yg bermnfaat. . .
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.