Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan (Educational Innovation)
Fakultas: FKIP-UMS
Dosen : Dr. Tjipto Subadi
KULIAH LEWAT BLOG INI SEBAGAI PENGGANTI KULIAH PERTEMUAN KE 7
Kewajiban Mahasiswa.
1.Membaca dan mengunduh materi ini
2.Memberi komentar langsung pada blog ini sebagai tanda kalau mahasiswa masuk
kuliah.
3.Bagi mahasiswa yang tidak memberi komentar pada blog ini dianggap tidak masuk
kuliah
4.Ketua kelas mengisi jurnal kuliah.
=====================================================================
Kuliah ke 7 Pendalaman Materi
Untuk kuliah ke 7 ini ada baiknya kalau sdr membaca kembali pokok-pokok bahasan 1-7 atau pokok-pokok bahasan sebelum UTS, yaitu:
Pertemuan I
1. Pengenalan topik-topik yang di kaji dalam satu semester
2. Penjelasan sistem pembelajaran
3. Sistem Evaluasi
3. Orientasi inovasi dan Inovasi pendidikan
Pertemuan II
1. Tipe dan Sumber inovasi
2. Tujuan dan Siklus inovasi
3. Manajemen dan Kegagalan Inovasi
Pertemuan III
Pendalaman Materi
1. Definisi inovasi
2. Tipe dan Sumber inovasi
3. Tujuan dan Siklus inovasi
4. Manajemen dan Kegagalan Inovasi
Pertemuan IV
Lesson Study sebagai Inovasi
1. Memahami Lesson Study
2. Pengertian Lesson Study
3. Tahapan Lesson Study
4. Sejarah Lesson Study
Pertemuan V
Lesson Study sebagai Inovasi
1. Alasan Yuridis Pelaksanaan Lesson Study
2. Tujuan, Manfaat, Dampak Lesson Study
3. Lesson Study dalam Pengembangan Profesionalisme Guru
4. Implemntasi Lesson Study dalam Pembelajaran
Pertemuan VI
Lesson Study sebagai Inovasi
1. Lesson Study berbasis Penelitian Tindakan Kelas
2. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
3. Karakter Prinsip, Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
4. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Pertemuan VII
Jaringan Internet sebagai Inovasi Pendidikan.
1. Restrukturisasi dan renovasi pendidikan
2. Pembelajaran berbasis teknologi komunikasi.
================================================================
Materi Kuliah ke 7
Pembelajaran berbasis Internet
Inovasi sebagai suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sessuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) tentunya akan mengalami perbedaan dan tidak bersifat sama. Bagi sesorang atau masyarakat tertentu, sesuatu hal itu dianggap baru tetapi di lain tempat sesuatu yang dianggap baru ternyata tidaklah baru lagi. Banyak hal yang mempengaruhi sehingga sesuatu itu dianggap sebagai inovasi atau bukan sebuah inovasi adalah letak geografis, tingkat pendidikan, sarana komunikasi, dan lain-lain.
A. Ditinjau dari letak geografis
Keterbatasan tempat untuk dapat menjangkau sebuah informasi sehingga antara daerah satu dengan yang lain tidak sama. Contohnya saja ketika muncul model pakaian tertentu, masyarakat yg ada di perkotaan tentunya akan cepat menerima inovasi tersebut disbanding dengan masyarakat daerah.
B. Ditinjau dari tingkat pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain. Seiring dengan perkembangan yang sangat pesat, ternyata dalam pendidikan pun telah mengalami inovasi yang sangat banyak. Inovasi pendidikan yg sudah ada tidak dapat diterima atau sampai pada level bawah. Hal ini disebabkan pendidikan dalam masyarakat kita yang belum merata. Ada beberapa anak Indonesia yang tidak dapat menuntaskan pendidikannya sampai jenjang yang lebih tinggi.
C. Ditinjau dari sarana komunikasi
Hasil dari sebuah inovasi membutuhkan sarana komunikasi dalam mendifusikan ilmu atau pengetahuan yang dianggap baru. Suatu proses difusi memerlukan komunikasi inovasi antar warga masyarakat (anggota sistem sosial) dengan menggunakan saluran tertentu dalam waktu tertentu. Komunikasi dalam definisi ini ditekankan dalam arti: terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik) antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen), yang berlangsung secara spontan.
D. Salah satu contoh inovasi dalam pembelajaran
Guru salah satu agen pembaharu hendaknya memiliki kecakapan tentang teknologi informasi. Kebutuhan ilmu pengetahuan yang begitu kompleks, diharapkan guru mampu menjembatani dengan memanfaat media internet. Pemanfaatan ini hendaknya senantiasa melalui pengawasan atau control yang baik dari guru maupun orang tua agar siswa tidak mengalami kesulitan atau kesalahan dalam memanfaatkan internet.
Pola pemanfaatan edukasi net dengan cara:
1. Pemanfaatan laboraturium computer di sekolah. Bagi sekolah yang memiliki
laboratorium computer yang tersambung ke internet dapat memanfaatkan akses ini
melalui klasikal maupun individual dengan bimbingan guru.
2. Pemanfaatan kelas. Jika belum memilki laboraturium dapat memanfaatkan computer,
modem dan LCD dengan cara presentasi di kelas.
3. Pola penugasan. Bagi sekolah yang belum memilki internet dapat memanfaatkan situs
ini dengan penugasan kepada siswa untuk mencari informasi di warnet. Hasil kerja
anak harus dikontrol dan cek sebagai tindakan penilaian dan pengawasan.
4. Pemanfaatan individual. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplor bahan belajar,
pengetahuannya, dan lain-lain di rumah dengan pengawasan orang tua.
E. Cara mendifusikan inovasi Guru
1. novasi guru dapat dilakukan dengan cara pendidikan maupun paksaan.
2. Guru terus kreatif dan mencari cara untuk membangun kreatifitas siswa.
3. Bahan ajar dipersiapkan secara matang.
4. Pelaporan hasil kerja siswa ditanggapi dan direspon untuk kemajuan pembelajar
5. Masyarakat harus terlibat secara langsung maupun tidak langsung sebagai alat
control guru dan siswa.
6. Orang tua, siswa, guru memanfaatkan internet untuk saling berinteraksi sehingga
jarak, waktu tidak menjadi masalah.
F. Hasil Difusi Inovasi Pembelajaran Internet
Pengembangan ilmu pengetahuan menjadi tanpa dibatasi ruang dan waktu sehingga
orang tua dapat terlibat langsung dalam pengembangan ilmu pengetahuan tersebut.
Latihan (Pendalaman materi)
Diskusikan:
- Definisi innovation – to innovate dan discovery invention (invensi),
- Tipe/jenis inovasi
- Tujuan inovasi
- Siklus inovasi
- Prinsip-prinsip inovasi
- Kegagalan inovasi
- Inovasi pendidikan.
- Inovasi pendidikan makro dan inovasi pendidikan mikro
- Hakekat Lesson study?
- Mengapa harus lesson study ?
- Bagaimana siklus LS, dan bagaimana implemen- tasi LS agar bisa berjalan dengan
baik?
- Bagaimana perkembangan LS dari awal ke Indonesia ?
- Kualitas pendidikan kita sangat memprihatinkan jika dibanding dengan kualitas
pendidikan negara lain, bagaimana pendapat anda?
- Jelaskan tugas guru adalah tugas Profesional !
- Bandingkan LS model Jepang dg Model Tjipto Subadi, dimana letak perbedaan dan
persamaan.
- Mengapa internet disebut sebagai inovasi pendidikan ?
Kamis, 07 April 2011
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Progdi : Pendidikan Akutansi
Fakultas: FKIP-UMS
Dosen : Dr. Tjipto Subadi
KEWAJIBAN MAHASISWA MEMBERI KOMENTAR SEBAGAI BUKTI KALAU TELAH MEMBACA /MENGUNDUH MATERI INI
Kuliah ke 7 Pendalaman Materi
Untuk kuliah ke 7 ini ada baiknya kalau sdr membaca kembali pokok-pokok bahasan 1-6 atau pokok-pokok bahasan sebelum UTS, yaitu:
1.Pendahuluan
- Latar Belakang
- Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
- Visi dan Misi PKn
- Urgensi
- Kompetensi yang diharapkan
- Garis Besar Bahan Perkuliahan
2. Paradigma Pemahaman Pancasila
- Pancasila sebagai sebagai sistem filsaat
- Pancasila sebagai ideologi bangsa
- Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
- Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara RI
- Pancasila sebagai Dasar Negara RI
3. Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas nasional
- Negara Bangsa
- Nasionalisme
- Identitas nasional
4. Sistem Politik dan sistem Pemerintahan Indonesia
- Sistem politik menurut Konstitusi Indonesia
- Sistem pemerintahan menurut konstitusi Indonesia
- Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia
5. Hak Asasi Manusia
- Pengertian HAM-rule of law
- Historis HAM
- Generasi HAM (Hak sipil dan politik, Hak ekonomi, sosial dan budaya, hak
rakyat)-the rights of people
- Klasifikasi Ham: Non derogable rights, derogable rights, ; hak Aktif-demokrasi,
hak negatif, hak positif, sosial, dan
- HAM perspektif Indonesia UUD 1945 Ps. 28 a-j dan regulasi lainnya
6. Islam dan Hak Asasi Manusia
- Pandangan Islam terhadap HAM
- Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama
Banyak metode untuk mendalami materi, misalnya dengan membuat soal jawab. Di bawah ini ada soal-soal untuk latihan, dipersilahkan sdr mencoba menjawabnya.
1. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa, apa maksudnya?
2. Jelaskan konsep negara (Kepualauan/kesatuan RI)
3. Jelaskan pengertian nasionalisme, berilah contohnya
4. Setiap negara mempunyai identitas nasional, dan identitas suatu negara tidak sama
dengan identitas negara lain, jelaskan konsep identitas nasional, berilah
contohnya.
5. Syarat berdirinya suatu negara dan bagaiman proses terjadinya?
6. Ada beberapa teori terbentuknya suatu negara sebutkan dan jelaskan
7. Apa perlunya Indonesia memperjuangkan hukum perairan/ZEEI
8. Bagaimana sejarah perjuangan hukum laun indonesia/ ZEEI
9. Jelaskan sistem politik dan sistem pemerintahan RI.
10. Sebutkan dan jelaskan urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat !
11. Paling tidak ada 3 permasalahan yang dihadapi bangsa kita, sebutkan dan jelaskan
12. Deskripsikan pengertian civic education menurut Asykuri Ibnu Chamim dkk
13. Secara filosofis pendidikan berawal sejak bayi lahir dan berlangsung seumur
hidup, jelaskan yang mendasari pernyataan tersebut.
14. Semangat perjuangan suatu bangsa mengalami pasang surut, hal ini disebabkan
antara lain pengaruh globalisasai. Jelaskan bagaimana maksudnya !
15. Memahami visi dan misi Pendidikan Kewarga negaraan, kompetansi seperti apa yang
diharap kan dari Mata Kuliah Pendidikan Kewarga negaraan.
16. Jelaskan ciri-ciri keberhasilan Pendidikan Ke-warganegaraan.
17. Jelaskan pengertian Pancasila secara etimologi dan epistimologi.
18. Pancasila bersifat hirarki piramida, bagaimana maksudnya?
19. Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka. Jelaskan bagaimana maksudnya?
20. Berdasarkan hukum Ketatanegaraan, Negara yang berdiri harus memenuhi syarat-
syarat, sebutkan dan jelaskan syarat-syarat tersebut.
21. Jelaskan apa makna magna charta itu, dan bagaimana sejarahnya sehingg muncul
magna charta tersebut.
22. Jelaskan pengertian Hak Asasi Manusia (Rule of Law)
23. Jelaskan dengan dalil Al Quran, Hak Asasi Manusia dalam pandangan Islam
Sumber : Tjipto Subadi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. BP-FKIP UMS: Surakarta.
Progdi : Pendidikan Akutansi
Fakultas: FKIP-UMS
Dosen : Dr. Tjipto Subadi
KEWAJIBAN MAHASISWA MEMBERI KOMENTAR SEBAGAI BUKTI KALAU TELAH MEMBACA /MENGUNDUH MATERI INI
Kuliah ke 7 Pendalaman Materi
Untuk kuliah ke 7 ini ada baiknya kalau sdr membaca kembali pokok-pokok bahasan 1-6 atau pokok-pokok bahasan sebelum UTS, yaitu:
1.Pendahuluan
- Latar Belakang
- Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
- Visi dan Misi PKn
- Urgensi
- Kompetensi yang diharapkan
- Garis Besar Bahan Perkuliahan
2. Paradigma Pemahaman Pancasila
- Pancasila sebagai sebagai sistem filsaat
- Pancasila sebagai ideologi bangsa
- Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
- Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara RI
- Pancasila sebagai Dasar Negara RI
3. Negara Bangsa, Nasionalisme dan Identitas nasional
- Negara Bangsa
- Nasionalisme
- Identitas nasional
4. Sistem Politik dan sistem Pemerintahan Indonesia
- Sistem politik menurut Konstitusi Indonesia
- Sistem pemerintahan menurut konstitusi Indonesia
- Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia
5. Hak Asasi Manusia
- Pengertian HAM-rule of law
- Historis HAM
- Generasi HAM (Hak sipil dan politik, Hak ekonomi, sosial dan budaya, hak
rakyat)-the rights of people
- Klasifikasi Ham: Non derogable rights, derogable rights, ; hak Aktif-demokrasi,
hak negatif, hak positif, sosial, dan
- HAM perspektif Indonesia UUD 1945 Ps. 28 a-j dan regulasi lainnya
6. Islam dan Hak Asasi Manusia
- Pandangan Islam terhadap HAM
- Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama
Banyak metode untuk mendalami materi, misalnya dengan membuat soal jawab. Di bawah ini ada soal-soal untuk latihan, dipersilahkan sdr mencoba menjawabnya.
1. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa, apa maksudnya?
2. Jelaskan konsep negara (Kepualauan/kesatuan RI)
3. Jelaskan pengertian nasionalisme, berilah contohnya
4. Setiap negara mempunyai identitas nasional, dan identitas suatu negara tidak sama
dengan identitas negara lain, jelaskan konsep identitas nasional, berilah
contohnya.
5. Syarat berdirinya suatu negara dan bagaiman proses terjadinya?
6. Ada beberapa teori terbentuknya suatu negara sebutkan dan jelaskan
7. Apa perlunya Indonesia memperjuangkan hukum perairan/ZEEI
8. Bagaimana sejarah perjuangan hukum laun indonesia/ ZEEI
9. Jelaskan sistem politik dan sistem pemerintahan RI.
10. Sebutkan dan jelaskan urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat !
11. Paling tidak ada 3 permasalahan yang dihadapi bangsa kita, sebutkan dan jelaskan
12. Deskripsikan pengertian civic education menurut Asykuri Ibnu Chamim dkk
13. Secara filosofis pendidikan berawal sejak bayi lahir dan berlangsung seumur
hidup, jelaskan yang mendasari pernyataan tersebut.
14. Semangat perjuangan suatu bangsa mengalami pasang surut, hal ini disebabkan
antara lain pengaruh globalisasai. Jelaskan bagaimana maksudnya !
15. Memahami visi dan misi Pendidikan Kewarga negaraan, kompetansi seperti apa yang
diharap kan dari Mata Kuliah Pendidikan Kewarga negaraan.
16. Jelaskan ciri-ciri keberhasilan Pendidikan Ke-warganegaraan.
17. Jelaskan pengertian Pancasila secara etimologi dan epistimologi.
18. Pancasila bersifat hirarki piramida, bagaimana maksudnya?
19. Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka. Jelaskan bagaimana maksudnya?
20. Berdasarkan hukum Ketatanegaraan, Negara yang berdiri harus memenuhi syarat-
syarat, sebutkan dan jelaskan syarat-syarat tersebut.
21. Jelaskan apa makna magna charta itu, dan bagaimana sejarahnya sehingg muncul
magna charta tersebut.
22. Jelaskan pengertian Hak Asasi Manusia (Rule of Law)
23. Jelaskan dengan dalil Al Quran, Hak Asasi Manusia dalam pandangan Islam
Sumber : Tjipto Subadi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. BP-FKIP UMS: Surakarta.
Selasa, 05 April 2011
KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Mata Kuliah : Perkembangan Peserta didik
Dosen : Tjipto Subadi
Materi kuliah hari : Kamis 7 April 2011
Progdi: Pendidikan Matematika
Kewajiban Mahasiswa.
1.Membaca dan mengunduh materi ini
2.Memberi komentar langsung pada blog ini sebagai tanda kalau mahasiswa masuk
kuliah.
3.Bagi mahasiswa yang tidak memberi komentar pada blog ini dianggap tidak masuk
kuliah
4.Ketua kelas mengisi jurnal kuliah.
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa (Siti Rahayu).
Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Langeveld).
Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009).
Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Untuk efisiensi waktu, maka penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Apabila gagal dalam tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya. Maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan perilaku menyimpang (telinquent) melakukan kriminalitas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Seperti pada kasus Nico Putra, pelajar SMU Swasta di Jl. Ngaglik (Koran Surya, Minggu 23 Nopember 2008). Nico adalah otak penjambretan yang berperan memilih calon mangsa sekaligus pelaksana perampasan tas para korban yang semuanya perempuan. Hereditas atau keturunan serta lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap kasus Nico Putra adalah faktor lingkungan. Lebih spesifik lagi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial teman sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah adanya kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat kepribadian.
A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja
1. Konsep tentang Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati.
Seseorang yang mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal yang penting dalam perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) (Dariyo, 2007: 19).
Berdasarkan pengertian diatas, penulis merangkaikan pengertian perkembangan secara umum sebagai suatu proses perubahan menuju kesempurnaan. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi pada individu yang tidak dapat diulang, bersifat progresif teratur dan berlangsung secar bertahap serta terdiri dari beberapa fase (bayi, balita, anak, remaja, dewasa, tua). Adapun tujuan perkembangan adalah pencapaian kemampuan, upaya menjadi orang yang baik secara fisik dan mental.
2. Fase Perkembangan Remaja
Karena remaja sulit didefinisikan secara mutlak, maka penulis mendefinisikan pengertian remaja dari sudut pandang batasan remaja menurut WHO. Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu . berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9).
Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pertumbuhan badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki) serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Secara umum batasan usia remaja adalah sekitar 13– 21 tahun. Masa remaja menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan keberadaan dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan.
Diantara remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang melewati masa remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah. Remaja bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan di sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang harmonis dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.
Aspek– aspek perubahan pada fase remaja :
a. Aspek fisik
Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi
b. Aspek psikologis
- Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egosentris.
- Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa“super ”
- Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
- Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok, suka kebut-kebutan, membual, berpetualang
- Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
- Ketertarikan terhadap lawan jenis
- Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)
3. Aspek– aspek perkembangan remaja
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. 8
(a) Perkembangan Fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Ciri– ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ– organ seks yang memungkinkan remaja pria yang berusia sekitar 14– 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b) Perkembangan Psikis
1. Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.
Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya
akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
2. Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau
kelompok
Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi di sekolah
Di Lingkungan Masyarakat
- Respek terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau
orang lain
- Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang
lain
- Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan
masyarakat.
3. Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun).
Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).
4. Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
5. Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan 14
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial.
Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan kehendak.
6. Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan.
B. Mengenali Perkembangan Anak
Sebagian orang berpendapat bahwa mengajar di Sekolah Minggu bukanlah pekerjaan yang sukar. Anggapan seperti inilah yang sering menjadi penyebab kegagalan dalam mengajar.
Karena disamping persiapan mengajar yang matang, seorang Guru Sekolah Minggu dituntut untuk memahami/memperhatikan perkembangan Psikologi Anak berdasarkan usianya. Hal ini akan berpengaruh pada tehnik mengajar yang harus digunakan sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Dari berbagai ahli yang menyusun tentang tingkat perkembangan anak, ada dua model yang sangat berpengaruh dalam pengajaran di Sekolah Minggu.
Dengan mempertimbangkan batasan umum Sekolah Minggu, maka dalam pembahasan inipun dibatasi sampai pada usia pra-remaja dengan perkembangan normal.
Perkembangan KOGNITIF ANAK
Menurut PIAGET perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak.
Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.
Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa.
Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anak-anak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.
Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Perkembangan PSYCHO-SOSIAL
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu.
Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya.
Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.
Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
Sesuai dengan batasan usia Sekolah Minggu pada umumnya, maka empat tahap berikutnya (Usia diatas 11 tahun) tidak dibahas dalam kolom ini.
Latihan dan Pendalaman Materi (Untuk pendalaman materi ini sdr masih mencari materi yang ada kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini)
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Kematangan
2. Perkembangan individu berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan. Jelaskan apa artinya !
3. Apakah semua orang harus melalui fase/tahap perkembangan yg sama ? Jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan “masa peka” ? Jelaskan implikasinya bagi pendidikan.
5. Menurut Sdr perlukah seorang pendidiki memahami perkembangan peserta didiknya ?
Jelaskan alas an Sdr.
6. Dari sepasang orangtua ahli musik, anak-anak yg mereka lahirkan akan menjadi
pemusik pula.
a. Aliran apa yg berpandangan demikian ?
b. Bagaimana pendapat Sdr ?
7. Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh factor
pembawaan – lingkungan & kematangan. Jelaskan !
Dosen : Tjipto Subadi
Materi kuliah hari : Kamis 7 April 2011
Progdi: Pendidikan Matematika
Kewajiban Mahasiswa.
1.Membaca dan mengunduh materi ini
2.Memberi komentar langsung pada blog ini sebagai tanda kalau mahasiswa masuk
kuliah.
3.Bagi mahasiswa yang tidak memberi komentar pada blog ini dianggap tidak masuk
kuliah
4.Ketua kelas mengisi jurnal kuliah.
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa (Siti Rahayu).
Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Langeveld).
Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009).
Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Untuk efisiensi waktu, maka penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Apabila gagal dalam tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya. Maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan perilaku menyimpang (telinquent) melakukan kriminalitas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Seperti pada kasus Nico Putra, pelajar SMU Swasta di Jl. Ngaglik (Koran Surya, Minggu 23 Nopember 2008). Nico adalah otak penjambretan yang berperan memilih calon mangsa sekaligus pelaksana perampasan tas para korban yang semuanya perempuan. Hereditas atau keturunan serta lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap kasus Nico Putra adalah faktor lingkungan. Lebih spesifik lagi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial teman sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah adanya kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat kepribadian.
A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja
1. Konsep tentang Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati.
Seseorang yang mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal yang penting dalam perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) (Dariyo, 2007: 19).
Berdasarkan pengertian diatas, penulis merangkaikan pengertian perkembangan secara umum sebagai suatu proses perubahan menuju kesempurnaan. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi pada individu yang tidak dapat diulang, bersifat progresif teratur dan berlangsung secar bertahap serta terdiri dari beberapa fase (bayi, balita, anak, remaja, dewasa, tua). Adapun tujuan perkembangan adalah pencapaian kemampuan, upaya menjadi orang yang baik secara fisik dan mental.
2. Fase Perkembangan Remaja
Karena remaja sulit didefinisikan secara mutlak, maka penulis mendefinisikan pengertian remaja dari sudut pandang batasan remaja menurut WHO. Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu . berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9).
Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pertumbuhan badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki) serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Secara umum batasan usia remaja adalah sekitar 13– 21 tahun. Masa remaja menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan keberadaan dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan.
Diantara remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang melewati masa remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah. Remaja bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan di sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang harmonis dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.
Aspek– aspek perubahan pada fase remaja :
a. Aspek fisik
Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi
b. Aspek psikologis
- Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egosentris.
- Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa“super ”
- Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
- Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok, suka kebut-kebutan, membual, berpetualang
- Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
- Ketertarikan terhadap lawan jenis
- Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)
3. Aspek– aspek perkembangan remaja
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. 8
(a) Perkembangan Fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Ciri– ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ– organ seks yang memungkinkan remaja pria yang berusia sekitar 14– 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b) Perkembangan Psikis
1. Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.
Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya
akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
2. Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau
kelompok
Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi di sekolah
Di Lingkungan Masyarakat
- Respek terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau
orang lain
- Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang
lain
- Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan
masyarakat.
3. Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun).
Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).
4. Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
5. Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan 14
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial.
Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan kehendak.
6. Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan.
B. Mengenali Perkembangan Anak
Sebagian orang berpendapat bahwa mengajar di Sekolah Minggu bukanlah pekerjaan yang sukar. Anggapan seperti inilah yang sering menjadi penyebab kegagalan dalam mengajar.
Karena disamping persiapan mengajar yang matang, seorang Guru Sekolah Minggu dituntut untuk memahami/memperhatikan perkembangan Psikologi Anak berdasarkan usianya. Hal ini akan berpengaruh pada tehnik mengajar yang harus digunakan sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Dari berbagai ahli yang menyusun tentang tingkat perkembangan anak, ada dua model yang sangat berpengaruh dalam pengajaran di Sekolah Minggu.
Dengan mempertimbangkan batasan umum Sekolah Minggu, maka dalam pembahasan inipun dibatasi sampai pada usia pra-remaja dengan perkembangan normal.
Perkembangan KOGNITIF ANAK
Menurut PIAGET perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak.
Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.
Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa.
Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anak-anak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.
Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Perkembangan PSYCHO-SOSIAL
Menurut ERICK ERICKSON perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu.
Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya.
Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.
Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
Sesuai dengan batasan usia Sekolah Minggu pada umumnya, maka empat tahap berikutnya (Usia diatas 11 tahun) tidak dibahas dalam kolom ini.
Latihan dan Pendalaman Materi (Untuk pendalaman materi ini sdr masih mencari materi yang ada kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini)
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Kematangan
2. Perkembangan individu berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan. Jelaskan apa artinya !
3. Apakah semua orang harus melalui fase/tahap perkembangan yg sama ? Jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan “masa peka” ? Jelaskan implikasinya bagi pendidikan.
5. Menurut Sdr perlukah seorang pendidiki memahami perkembangan peserta didiknya ?
Jelaskan alas an Sdr.
6. Dari sepasang orangtua ahli musik, anak-anak yg mereka lahirkan akan menjadi
pemusik pula.
a. Aliran apa yg berpandangan demikian ?
b. Bagaimana pendapat Sdr ?
7. Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh factor
pembawaan – lingkungan & kematangan. Jelaskan !
Langganan:
Postingan (Atom)